Selasa, 11 Desember 2012

Fairytale love


 
“London Bridge is falling down,Falling down, falling down.London Bridge is falling down, My fair lady..
Build it up with iron bars,Iron bars, iron bars.Build it up with iron bars,My fair lady..”

Kedua kelopak mata itu perlahan mulai terbuka,seiring dengan alunan merdu yang terdengar samar-samar . bola mata berwarna coklat madu yang tersembunyi di balik kelopak mata itu pun mulai menunjukkan diri, dan langsung tertuju pada langit-langit kamar yang berwarna putih pucat.
Dengan erangan kecil yang mengiringi gerak-geriknya , tubuh itu memaksakan diri untuk mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur . iia mengerjapkan matanya sejenak untuk memperbaiki penglihatannya yang masih buram. Begitu penglihatannya mulai jelas , mata itu memicing ketika dilihatnya seseorang sedang berdiri memunggungi nya tak jauh dari jendela kamar nya yang telah terbuka dan menampakan pemandangan kota London di pagi hari .
“Mom, is that you?” suara serak nya langsung menghiasi ruangan kamar yang lumayan besar tersebut .
Merasa terpanggil, seseorang yang sedang berdiri menghadap jendela itu pun perlahan mulai memutar tubuhnya .
Kedua belah bola mata berwarna coklat madu milik pemuda itu pun dengan teliti memperhatikan tiap gerakan yang dibuat oleh wanita tersebut. Begitu matanya bertemu dengan mata wanita itu, pemuda berambut keemasan tersebut seakan tidak mempercayai penglihatannya . tanpa sadar ,mulutnya mulai ternganga .
“Hai!” seru seorang gadis dengan nada ceria yang sarat. dengan bola mata berwarna biru laut dan bulu mata yang sangat lentik itu pun berbinar,memancarkan kebahagiaan yang seakan menular kepada siapapun yang melihatnya .
kaki mungilnya lalu bergerak mendekati tempat tidur dengan langkah yang genit. dress selutut berwarna merah marun yang di kenakannya pun bergerak seirama dengan langkah kakinya .
gadis itu langsung memamerkan senyum termanisnya kepada pemuda di hadapannya . wajah putih nan tirus nya pun seketika memancarkan kehangatan. Wajahnya terlihat menggemaskan layaknya seorang bayi .
“who are you?” pemuda itu bertanya dengan nada dan pandangan curiga pada gadis di hadapannya .
“aku Leva” gadis bernama Leva itu menjawab dengan riang . Leva lalu melanjutkan seraya menunjuk pemuda berambut keemasan tersebut “you must be Harry”
Dahi Harry langsung menampakkan guratan-guratan halus ,pertanda kebingungan yang sedang melanda dirinya . “how do you know that?”
“ah,” Leva sedikit tergagap . “hanya tebakan yang beruntung!” seru Leva.
  Harry menatap Leva dengan tatapan curiga yang masih terlihat jelas . “who are you?”
  Leva mendesah pelan “aku Leva..bukankah aku sudah memberitau mu tadi?”
“tidak,bukan itu..,” Harry memikirkan kata-kata yang akan iia lontarkan selanjutnya . “i mean...are you really a human?”
  Leva terkesiap mendengar pertanyaan Harry. “uhm, actually....aku...” tanpa sadar, Leva mulai menggigit bibir bawah nya dengan gelisah . tangannya mempererat genggamannya pada sebuah benda yang di pegangnya sedari tadi .
 Harry menatap heran pada Leva yang terlihat gelisah . matanya mulai menyusuri setiap detail tubuh Leva ,mulai dari ujung kepala sampai ujung kakinya . pandangannya pun lalu terhenti pada sebuah benda yang di genggam Leva . benda itu terlihat seperti sebuah tongkat panjang dengan bentuk bintang di puncaknya . “apa itu?”
Leva pun langsung mendongak dengan cepat menatap manik mata Harry “this is a..”
 Harry memiringkan kepalanya dan menatap lekat-lekat ke arah benda yang di genggam Leva “are you a witch?”
Kedua belah mata yang tadinya berbinar itu seketika langsung membulatan sempurna “no,I’am not. Aku bukan penyihir!seenaknya saja kau bicara” Leva berucap dengan nada kesal .
“so,who are you?”
“uhm...” Leva menggigit bibir bawahnya dengan gelisah . lalu akhirnya, iia pun angkat bicara “aku seorang peri”
  Harry bak tersambar petir mendengar jawaban Leva. matanya membulat sempurna . sedetik kemudian iia merasa perutnya mulai terasa geli “hahaha , you must be kidding !” Harry tertawa terbahak-bahak .
Kedua alis Leva bertaut menatap Harry yang sedang erbahak . “why are you laughing so hard?”
  Harry pun berhenti tertawa . iia mengatur pernafasannya sejenak, lalu mulai berbicara “maaf” Harry berucap dengan sisa-sisa kekehannya yang masih terdengar . “jawabanmu sangat lucu . kau bilang kau seorang peri? Is this a fairytale? I’am a teenage ,Leva .i’am not a kid anymore. I dont believe in fairytale”
“but you have to believe it. aku benar-benar seorang peri”
“tidak ada peri yang bisa bernyanyi” Harry mencibir .
  Leva menatap tajam pada Harry “ada . buktinya, aku bisa bernyanyi”
  Harry yang tadinya memalingkan wajahnya dari Leva, langsung menoleh pada Leva dan menatapnya tepat di manik mata “aku bilang kan tidak ada . kalau kau bisa, berarti kau bukan peri sungguhan”
Rahang Leva terkatup karena terlampau kesal pada Harry .sedetik kemudian, iia memajukan bibirnya “kau tidak tau tentang peri ! aku dan teman-teman peri ku yang lain bisa bernyanyi,kok. Mr. Daniel yang mengajarkan kami bernyanyi.dasar bodoh”
  Harry tersenyum geli mendengar cibiran Leva. iia lalu menopang dagu nya dengan tangan kanannya “siapa Mr.Daniel? dan...apa yang membawamu kemari? Ke kamar ku?”
“Mr Daniel adalah seorang pemimpin di kerajaan langit tempat aku tinggal,” jelas Leva . “dan sebenarnya , aku datang ke sini karena....” Leva menunduk sejenak , lalu mendongak dengan wajah yang sangat lugu “i want to know the famous London Bridge in real”
“what?” Harryy seakan tak percaya dengan ucapan Leva yang terdengar konyol itu . iia pun kembali tertawa “Leva... Leva. Hanya karena itu?”
  Leva mengangguk lugu “i want to know ...is it really falling down? Seperti lagu yang aku nyanyikan tadi?”
Harry terkekeh pelan “kau itu seperti anak kecil ,sangat lugu” Harry berkata di sela-sela kekehannya . “lalu, kenapa kau harus bertanya padaku? Yang tinggal di London bukan hanya aku . dan yang tau London Bridge itu juga bukan hanya aku”
Kedua bahu Leva terangkat “entahlah..aku hanya mengikuti kemana angin membawaku pergi. Ternyata angin membawaku ke rumahmu . dan ketika aku datang, kau sedang terlelap. Jadi, aku menunggumu terjaga seraya melihat-lihat kota dan bernyanyi”
“menyebalkan” Harry mencibir pelan .
Leva menoleh pada Harry “aku dengar itu” Leva memutar bola matanya. lalu sedetik kemudian, iia tersenyum manis pada Harry “so kau mau tidak mengantarku kesana?”
Harry mengernyitkan keningnya sejenak ,mengingat-ingat apakah ada kesibukan di hari ini.iia pun mendesah “ah,Leva sorry . i think i can’t . hari ini aku harus menjemput kekasihku” Leva memiringkan kepalanya “kekasih? What’s that?”
Mata Harry terbelalak . iia tidak percaya dengan pertanyaan yang di ajukan Leva barusan . iia tidak tahu apa itu ‘kekasih’? sepertinya dia bukan peri yang datang dari langit . from cave,maybe . “you dont know that?” tanya Harry
Leva menggelengkan kepalanya dengan lugu “memang kekasih itu apa? Semacam peliharaan?”
Harry terkekeh pelan . bodoh . “kekasih itu, seseorang yang sangat engkau cintai ,dan mencintaimu. seseorang yang bisa membangkitkan semangatmu kapanpun kau merasa down. Kekasih itu...someone that belong to you” ucap Harry dengan tatapan menerawang
“ah aku tau!” Leva tiba-tiba berseru, membuyarkan semua fikiran Harry “berarti, Jenny—teman peri ku—adalah kekasihku !”
Herry  menghela napas “kekasih itu harus lawan jenis . pria dengan wanita . kalau wanita dengan wanita, bukan kekasih namanya .” Harry berucap malas .
Leva tersenyum kikuk “oh, sorry..” iia terkekeh pelan . “jadi, kau tidak bisa mengantarku kesana ya?” Leva berucap dengan suara pelan . “padahal aku ingin sekali kesana ...aku takut,waktu ku di bumi habis . karena sebenarnya aku memiliki misi lain di sini, selain mengunjungi jembatan itu”
Mendengar suara Leva yang terdengar memohon, hati Harry terasa seperti meleleh. Iia paling tidak bisa mendengar seorang gadis memohon padanya . iia pun mnarik nafas berat,lalu menghembuskannya “oke Leva.aku akan mengantarmu kesana” Leva yang tadinya menunduk, langsung mendongakan kepalanya begitu mendengar ucapan Harry. bibirnya langsung membentuk lekukan seperti bulan sabit .matanya berbinar “really?”
“yeah. Terpaksa”
Wajah Leva langsung sumringah “ah, Thank you so much !” Leva berseru seraya melompat kecil di tempatnya . “so...lets go!” Leva langsung menarik lengan Harry .
“eh, wait!!” Harry menarik kembali lengannya .
Leva menatap Harry dengan bingung “why?”
“bisakah kau menunggu sebentar? I haven’t take a bath yet”
“take a bath?” tanya Leva bingung .
Harry menggeram kesal “take a bath....membersihkan tubuhku....apa kau tidak mengerti juga? Oh god” Harry memijat keningnya yang mulai terasa pusing .
Leva terkekeh pelan “sorry” ucapnya . “it easy . aku bisa membersihkan tubuhmu”
Mata Harry terbelalak “what?!”
“berdiri di sini, dan pejamkan mata mu” ucap Leva
Harry masih menatap Leva dengan tatapan tak percaya . iia lalu menggelengkan kepalanya “kau gila”
“i said, close your eyes.now!”
Harry memutar bola matanya dengan kesal. Lalu dengan enggan, ia pun mulai memejamkan kedua matanya .
Leva mengangkat tongkatnya ke hadapan Harry ,lalu memejamkan matanya . tangannya mulai bergerak ,memutar tongkatnya dihadapan Harry. lalu sedetik kemudian...
“aw” harry mengerang begitu dirasanya cahaya yang sangat terang masuk ke matanya .
“open your eyes”
Harry membuka matanya dengan perlahan . begitu sudah terbuka , iia menatap Leva “tidak ada yang berubah”
Leva lalu menarik tangan Harry mendekati sebuah cermin di kamarnya.
Harry menatap bayangan dirinya di cermin dengan mulut ternganga “its magic!” Harry berucap pelan .
Di cermin, terlihat bayangan Harry dengan wajah yang segar, rambut yang sedikit acak-acakan, kaus berlengan panjang , dan celana jeans selutut . Harry menghirup wangi tubuhnya yang mirip seperti parfum miliknya . secepat itukah iia membersihkan tubuhnya?
Leva tersenyum simpul pada Harry . wajahnya sangat menggemaskan . “jadi kau sudah siap,kan?”
Harry masih mengagumi penampilannya di cermin .
Leva yang kesal dengan Harry pun langsung menarik lengan harry untuk beranjak dari kamar herry yang juga sudah iia rapikan tersebut .
harry benar, ini memang ajaib.
***
“kalau boleh aku tau, siapa nama kekasihmu?” tanya leva pada harry yang sedang fokus dengan setir mobilnya dan jalanan di hadapannya
harry menoleh sejenak pada leva,lalu kembali fokus pada jalanan “her name is Sabriana . beautiful,eh?”
“hm..Sabriana..” Leva menatap menerawang ke jalanan “di kerajaan langit juga ada yang bernama Seblena . tapi, dia hanya juru masak di sana. Kau tau,makanan buatan Selbina itu sangat nikmat!”
harry berdecak kesal “kekasihku bernama Sabriana . bukan Seblina .”
“ah..sama saja”
harry kembali fokus ke jalanan seraya mendumel dalam hati .
***
Harry menghentikan laju mobilnya di depan sebuah taman yang asri .
“mengapa kau berhenti?”
“kita sudah sampai” harry membuka pintu mobilnya ,lalu keluar . begitu iia ingin membukakan pintu untuk leva, dengan ajaibnya, Leva sudah berada di hadapannya. harry  kebingungan dibuatnya . iia menatap leva dengan tatapan tak percaya
“aku kan minta kau antarkan aku ke London Bridge . bukan ke tempat hijau seperti ini” ucap leva seraya menatap sekelilingnya .
harry masih terdiam dengan mulut yang ternganga “bagaimana kau bisa ada disini?”
“itu tidak penting” ucap Leva  “sekarang coba jelaskan,mengapa kau membawaku kesini?”
harry mengerjapkan matanya lalu menutup mulutnya . iia lalu menghela napas “jangan banyak bicara . just follow me” Harry pun mengunci mobilnya , lalu berjalan mendahului leva.
Lagi-lagi dengan ajaibnya, leva sudah berjalan sejajar dengan dirinya . harry merutuk dalam hati .iia pun lalu menunduk lemas “kau membuatku gila ,leva”
***
“that’s London Bridge” Harry menunjuk sebuah jembatan panjang dengan berpuluh-puluh atau bahkan beratus-ratus kendaraan yang berlalu lalang melintasinya .
Leva menatap jembatan itu dengan mata yang berbinar . “its soooo beautiful” ucap Leva dengan suaratertahan . iia menatap jembatan itu dengan kagum .
Harry tersenyum tipis lalu menoleh pada leva. begitu menoleh, dilihatnya wajah lugu dengan kecantikan yang sarat . matanya yang mungil mengerjap karena kagum dengan apa yang sedang dilihatnya sekarang. bola mata berwarna coklat madu milik harry seakan tidak bisa digerakan ke arah lain .matanya fokus menatap gadis menggemaskan yang ada di sampingnya tersebut .
“jadi London Bridge tidak benar-benar runtuh,ya?”
harry tersentak begitu leva menoleh padanya . iia langsung membuang muka ke arah lain “ah, i-iya . itu hanya lagu anak kecil yang bodoh”
leva menatap tajam pada harry .sampai akhirnya harry menoleh padanya
“apa? Memang benar,kan?lagu itu lagu bodoh yang mendoakan London Bridge runtuh .bagaimana kalau doa itu akhirnya terkabul? i can’t imagine”
lev mengatupkan kedua rahangnya “itu bukan lagu bodoh!kau akan menyukai lagu itu jika kau terus menyanyikannya . coba saja”
harry mengangkat sebelah alis nya “who cares?”
“errgghh” leva menggeram kesal . “coba saja...”
harry menghela napas “okay” iia berdehem sejenak, lalu mulai bernyanyi seraya memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan malas “London Bridge is falling down,falling down,faling down.London Bridge is falling down my fair lady..”
Leva tersenyum “Build it up with iron bars , iron bars , iron bars . build it up with iron bars , my fair lady..” Leva melanjutkan .
harry menoleh pada leva . dilihatnya leva sedang tersenyum lugu padanya . harry terkekeh pelan . lalu mereka mulai melanjutkan bernyanyi bersama “Iron bars will bend and break,bend and break,bend and break . Iron bars will bend and break my fair lady..”
leva dan hary terdiam . sedetik kemudian, leva terkekeh pelan “menyenangkan,bukan?”
harry membenarkan posisi duduk nya, lalu terkekeh pelan “not bad at all”
“kau hanya malu untuk mengakuinya .iya ,kan?”
harry menoleh pada leva yang sedang menatapnya lugu . harry mengangkat salah satu sudut bibirnya “tidak juga”
leva memajukan bibirnya karena kesal, lalu kembali menolehkan pandangannya pada jembatan yang tak jauh dari tempatnya duduk saat ini . iia menatap London Bridge dengan tatapan menerawang. Iia menyipitkan matanya,lalu tersenyum “terimakasih banyak”
harry langsung menoleh pada leva “for what?”
“kau sudah membantuku menyelesaikan misi pertamaku”
harry manggut-manggut “oh, no problem .” ucapnya . “kalau boleh aku tau, misi kedua mu apa?”
leva  mengerjapkan matanya ,lalu kembali menatap harry “ini sedikit aneh ,kurasa.”
“tidak masalah. Ceritakan saja.aku sudah terlanjur menjadi aneh sepertimu” harry melirik dengan tatapan mengejek pada leva . leva memajukan bibirnya karena kesal . harry terkekeh “jangan memajukan bibirmu seperti itu. Kau fikir itu lucu? Cantikmu hilang,tau”
“kau bilang apa tadi? Aku...cantik?” leva bertanya dengan mata terbelalak . bola mata berwarna biru laut miliknya terlihat sangat jelas .
harry langsung gelagapan “eh , uhm i mean....” setelah berfikir kata-kata apalagi yang akan iia ucapkan, akhirnya iia menunduk sejenak untuk menghela napas, lalu kembali mendongakkan kepalanya “just forget it”
leva tersenyum simpul “okay” ucapnya riang. “jadi..waktu itu aku ingin sekali menjadi manusia sungguhan . dan Mr Daniel bilang, aku bisa menjadi manusia sungguhan,sepertimu. Lalu, iia menyuruhku mencari seorang pria . jika aku sudah menemukan pria tersebut, aku disuruh membawanya pulang untuk langkah selanjutnya”
“pulang?kemana?”
“ke kerajaan langit,ofcourse” jawab leva.
harry bergidik “terdengar sedikit seram. “ucapnya pelan . “so...kau sudah menemukan pria itu?”
leva menggeleng lesu “aku kan baru datang ke sini. Aku belum sempat mencari pria itu”
“oh,okay” harry manggut-manggut “so,apa kau sudah selesai? Aku masih ada urusan”
“kau mau pergi?” tanya leva
harry mengangguk “aku harus menjemput Sabriana .”
“ah, sebenarnya ada satu hal yang aku inginkan . aku ingin memiliki gambarku dengan London Bridge ini”
“memiliki..gambar?” harry menatap leva bingung . “maksudmu...foto?”
“aku tidak tau namanya”
“kau benar-benar peri yang terlalu lama hidup di gua” umpat harry pelan .
leva menoleh pada Justin “what?”
“nothing”
leva menghela napas. Iia lalu kembali menatap harry “jadi..aku bisa memiliki gambar—i mean, foto ku dengan london bridge kan?”tanya leva dengan suara penuh harap .
“okay...tapi, sesudah ini kita langsung pulang,ya”
leva tersenyum sumringah “aaaah, okay!!”
harry lalu mengeluarkan iPhone nya dan mengatur posisi leva . lalu,iia pun mengangkat iPhone nya “smile!”
leva menggenggam tongkatnya dengan kedua tangannya . bibirnya tersenyum manis,memperlihatkan deretan gigi putih-susu nya .
‘klik!’ gambar leva  dengan background London Bridge sudah tersimpan di iPhone harry. tapi harry tidak juga menurunkan iPhone nya . tatapannya seperti terikat dengan wajah yang memancarkan kehangatan tersebut .
“harry,apa sudah selesai? Aku lelah jika harus tersenyum terus-menerus”
“eh,” harry langsung tersadar dari lamunannya “iya,sudah . sorry, iPhone ku sedikit error” kilahnya .
leva tersenyum manis .as always . “okay . bisakah aku melihat er..foto nya?”
harry lalu memberikan iPhone nya pada leva.
  leva menatap benda pipih yang sedang di genggamnya saat ini “benda apa ini?”
“kurasa aku tidak perlu menjawabnya . kau takkan mengerti . just look at your photo there”
leva pun lalu menunduk dan melihat foto dirinya di iPhone harry . iia tersenyum simpul “indah sekali..” ucapnya pelan . iia lalu mendongak dan menatap harry dengan mata berbinar “benda ini untukku,ya? ”
“iPhone ku? Jangan !” harry langsung menarik iPhone nya dari tangan leva “enak saja . nanti di rumah aku akan cetak foto-nya untukmu.okay?”
  leva menunduk lesu ketika harry mengambil paksa iPhone tadi.
“kau....menangis?” tanya harry pelan.
  leva mendongak “tidak . peri tidak bisa menangis . aku hanya menunduk ,kok”
  harry mengangkat kedua bahu nya “what ever . sekarang lebih baik kita pulang , aku tak ingin terlambat menjemput Sebriana”
“sekarang aku mengerti arti kekasih yang belum kau beritahu padaku” seru leva tiba-tiba .
harry mengangkat sebelah alisnya “apa?”
“kekasih itu juga seseorang yang harus kau antar-jemput.iya,kan?” 

harry terbelalak . iia lalu menggelengkan kepalanya karena tidak habis fikir dengan leva.
***
“jadi,kau temannya Justin?” tanya seorang wanita setengah baya yang berada di hadapan Mary dan Justin sekarang.
Mary melirik ke Justin sejenak, lalu kembali menatap wanita yang ternyata adalah ibu Justin tersebut . “iya ,auntie. Aku minta izin untuk tinggal disini sebentar.can i?”
Ibu justin tersenyum “ofcourse you can” ucap nya ramah .
Justin lalu bangkit dari duduknya “yasudah Mom, aku pergi dulu ya . aku ada sedikit urusan”
“Selena,ya?” tebak ibu Justin .
Justin tersenyum kikuk “uhm... yeah” Justin lalu mendekati ibu nya dan mencium kedua pipi ibu nya “see you mom” iia lalu melirik ke arah Mary “aku pergi dulu,ya . I’ll print your photo later.bye!”
“Bye!!” Mary berseru seraya mengibaskan tangannya pada Justin .
Sepeninggalan Justin , ibu Justin kembali berbicara pada Mary “oh iya, jangan memanggilku auntie . just call me Mom Pattie “
“Mom Pattie?” ucap Mary,mencoba memanggil ibu Justin dengan ucapan itu .
Ibu Justin mengacungkan ibu jarinya “yap ! seperti itu”
“okay,Mom Pattie” Mary tersenyum simpul pada ibu Justin “so...would you come with me to cook some food?”
***
Mary sedang merapikan meja makan di rumah Justin dengan tongkatnya—tentunya tanpa sepengetahuan ibu Justin-- ketika Justin tiba-tiba membuka pintu rumah dan masuk ke rumah tanpa menyapanya . iia menatap Justin yang menutup pintu dengan kasar dan langsung menaiki tangga menuju lantai dua dengan langkah yang menghentak .
“Justin sudah pulang?”
Ucapan ibu Justin membuyarkan lamunan Mary “ah, iya Mom Pattie . tapi..dia terlihat marah . Justin malah langsung membanting pintu nya dan naik ke atas .”
“ada apa dengannya?” ibu Justin bertanya-tanya .
Mary menggelengkan kepalanya “aku tidak tau”
“ah begini saja , kau bawakan makanan ini untuk Justin” Mom Pattie mengambil piring dan mengisinya dengan makanan yang dibuatnya .lalu piring itu iia letakkan di sebuah nampan . “oh iya, suruh dia untuk meminum susu nya juga,ya” ibu Justin lalu menyimpan segelas susu di sebelah piring yang berisi makanan tadi .
“okay Mom pattie” Mary tersenyum lalu membawa nampan nya . begitu iia lihat ibu Justin sudah kembali lagi ke dapur, iia langsung memejamkan matanya dan kembali memutarkan tongkat biru nya dengan sebelah tangannya yang bebas. Lalu...crap! dengan ajaib, iia pun sudah berdiri di belakang Justin yang sedang duduk memunggungi nya seraya menundukkan kepalanya . Mary memiringkan kepalanya menatap Justin . “Justin?”
Justin tersentak begitu mendengar suara Mary . iia langsung mendongak dan memutar tubuhnya . matanya langsung terbelalak begitu melihat Mary yang sedang berdiri di hadapannya dengan raut wajah kebingungan . “bagaimana kau....bisa masuk tanpa..” Justin berucap seraya menunjuk Mary dan pintu bergantian
“aku seorang peri”
“bukan begitu” ucap Justin kesal “i dont care who you are . siapapun kau, kau tetap harus mengetuk pintu jika ingin masuk ke kamarku! Kalau aku sedang tidak ingin di ganggu,bagaimana?!kau tidak sopan !” tanpa sadar,suara Justin meninggi.
Mary yang baru pertama kali di bentak seperti itu hanya menunduk seraya memejamkan matanya . tidak, iia tidak menangis .
Justin menatap Mary yang sedang menunduk seraya memejamkan matanya itu dengan perasaan yang bercampur aduk . iia menghela napas berat , lalu menatap Mary “maaf, aku terbawa emosi”
Dengan perlahan , Mary membuka kelopak matanya . iia lalu mendongak dan tersenyum manis pada Justin “its okay!” ucapnya riang “aku yang harusnya minta maaf . kan aku yang membuatmu berteriak seperti tadi”
Justin benar-benar tak percaya dengan sikap Mary . dimata nya, Mary seperti malaikat yang tidak memiliki amarah sedikit pun . wajahnya selalu tersenyum dengan jenis senyum yang menular pada siapapun yang melihatnya .
“Justin?”
Justin langsung tersadar dari lamunannya . “yep?”
Mary tersenyum lalu menjulurkan tangan kanannya yang membawa nampan berisi sepiring makanan dan segelas susu untuk Justin “Mom Pattie menyuruhku untuk memberikan ini padamu . kau harus makan”
Justin melirik nampan yang dibawa mary dengan tak berselera .sedetik kemudian, iia menggeleng kan kepalanya “aku tidak nafsu makan”
“tidakkah kau kasihan denganku? Nampan ini sangat berat” ucap Mary .
Justin menatap Mary kesal “simpan saja di meja”
Mary menggelengkan kepala nya . ia melangkahkan kakinya mendekati Justin, lalu duduk di sebelah Justin dan menyimpan nampannya dipangkuannya . tongkatnya iia simpan di samping tubuhnya “kau ada masalah ya?”
Justin menundukkan kepalanya “you know nothing.just shut up”
Alis Mary bertaut “i know everything . its all about Selina,right?”
Justin mendongak lalu menoleh pada Mary “Selena .not Selina” Justin mengkoreksi ucapan Mary “aku benci mengatakan ini. Tapi..kau benar”
Mary tersenyum bangga “sudah kuduga” ucap Mary pelan. “ada apa dengan Seli—Selena?”
Justin menghela napas “we’re done”
Mary mengernyitkan dahi nya “kalian...selesai? apanya yang selesai?”
Justin menghela napas berat . iia lalu mengerang kesal “Mary......!” justin menggeram kesal “maksudku, dia bukan kekasihku lagi”
“oh...” bibir Mary membulat sempurna . “itu berarti....kau tidak perlu mengantar-jemput Selena lagi,ya?” tanya Mary lugu .
Justin kembali mengerang kesal “MARYYYYYYY! OH MY GOD!” Justin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya .
Mary tertawa kikuk “sorry...” ucapnya pelan . “jadi...apa yang kau rasakan sekarang?”
“broken heart ,ofcourse”
“ah !” Mary berseru seraya mengambil tongkatnya dan mengangkatnya “i can fix your broken heart with this” iia menggoyangkan tongkat berwarna biru itu di hadapan Justin .
Justin menatap malas pada tongkat milik Mary “seajaib apapun tongkatmu, it wont work with my heart . ini masalah hati.bukan benda”
Senyum Mary langsung hilang . iia langsung menurunkan tongkatnya dengan lesu ,lalu menyimpannya kembali . iia menunduk dan mengaduk-aduk segelas susu yang ada di nampan .
Justin menatap Mary dengan perasaan tidak enak . iia pun lalu tersenyum tipis “tapi ,kurasa sedikit makanan bisa membuat hatiku sedikit lebih baik”
Mary langsung mendongak lalu tersenyum lebar “finally!” iia lalu mulai menyendokkan makanannya “aku bantu kau memakannya ya”
Justin menatap bingung pada Mary . begitu iia mengerti ucapan Mary yang berbelit tadi, iia langsung terkekeh “ah tidak—“
Ketika mulut Justin sedang terbuka, Mary langsung menyuapkan sesendok makanan itu ke mulut Justin . ucapan Justin pun langsung terputus dan iia langsung mengunyah makanannya . “good boy”
Justin menelan makanannya dengan susah payah . iia lalu menunjuk segelas susu yang di bawa Mary seraya bergumam tak jelas .
Mary langsung mengambil segelas susu tersebut dan memberikannya pada Justin .
Justin langsung mengambilnya dan langsung meneguknya sampai setengah gelas. Begitu selesai, iia langsung memberikan gelas tersebut kepada Mary dengan nafas yang terengah-engah”Mary kau menyebalkan!”
“yang penting kau makan” Mary tersenyum lugu . iia lalu mulai menyuapi Justin lagi “makan lagi,ya”
Justin menatap sendok yang mary sodorkan dan pada wajah Mary bergantian . iia tersenyum geli, lalu memakan makanan yang disuapi oleh Mary .
Mary tersenyum senang.
***
-3 months later-
“kau mau ice cream?” tawar Justin pada Mary yang sedang duduk di sampingnya seraya menatap London Bridge dengan serius .
saat ini, Justin dan Mary sedang berada di taman yang sama seperti saat Justin membawa Mary untuk melihat London Bridge pertama kalinya . memang 3 bulan terakhir mereka sering mengunjungi taman ini hanya untuk sekedar menikmati udara sejuk dari pohon-pohon yang berfotosintesis di sekitar taman, atau hanya untuk menghabiskan waktu berdua .
Mary menggeleng lemah “tidak,terimakasih”
Justin memakan ice creamnya seraya menatap Mary dengan alis yang bertaut “kau kenapa?”
Mary menghela napas “sudah terlalu lama aku disini, tapi aku belum juga menemukan pria untuk aku bawa ke Mr Josh” ucap Mary pelan,tanpa semangat . iia lalu menoleh pada Justin “kapan aku berubah menjadi manusia sungguhan kalau seperti ini terus?”
Justin terkesiap . iia menatap Mary dengan kasihan . iia pun menatap sekeliling, lalu kembali menoleh pada Mary . “Mary, ikut aku” Justin langsung menarik lengan Mary yang sedang menggenggam tongkat berwarna biru laut itu dengan tiba-tiba .
“Justin kau ingin membawa ku ke—“
“lihat sekelilingmu” ucap Justin ,memotong ucapan Mary “there’s a lot of guys here . you can choose one”
Mary menatap sekelilingnya seraya mencari seorang pria. Iia lalu melihat seorang pria tampan berkulit putih sedang duduk sendirian di bangku taman seraya memainkan ponselnya. Mary pun langsung tersenyum dan menunjuk pria tersebut “i want that guy !!” seru Mary .
Justin mengikuti arah telunjuk Mary , lalu memperhatikan pria tersebut . ketika iia dan Mary sedang memperhatikan pria itu , tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri pria itu . pria itu langsung bangkit dari duduknya begitu melihat wanita yang menghampirinya sudah berada di hadapannya . pria itu pun langsung memeluk wanita tersebut dan mencium pipi nya .
Mary memajukan bibirnya dengan kesal .
Justin melirik ke arah Mary “masih banyak pria lain” ucap Justin menyemangati Mary .
***
Sudah hampir satu jam Mary dan Justin mencari pria yang ‘sendiri’ di taman itu ,tetapi hasilnya nihil . semua pria di taman itu telah berpasangan .
Saat ini, Justin dan mary sedang duduk di salah satu bangku taman .
“aku menyerah” ucap Mary tiba-tiba.
Justin menoleh pada Mary yang sedang menunduk lesu “Mary..jangan menangis.kita cari lagi,okay?”
Mary mendongak lalu menggelengkan kepalanya “aku tidak menangis . sudah kubilang, seorang peri tidak bisa menangis .”
Justin menghela napas “i know .tapi, bagaimana pun juga kau tetap seorang wanita. Suatu saat kau akan menangis”
“kalau bisa,aku sangat ingin menangis . aku sudah lelah .” ucap Mary pelan . “kurasa...aku tidak akan pernah menjadi manusia sungguhan” Mary kembali menundukkan kepalanya .
“dont say that” ucap Justin . iia memikirkan apa yang harus iia lakukan selanjutnya . lalu akhirnya.. “kau bisa membawaku ke kerajaan langit,kalau kau mau”
Mary langsung mendongak. Matanya langsung berbinar . raut wajah kesenangannya sangat sarat . “really?”
Justin mengangkat kedua bahunya “why not? Hanya menemui Mr Josh-mu saja,kan?”
Mary mengangguk dengan semangat .
Justin tersenyum “aku mau”
“thank you!” Mary langsung merentangkan kedua tangannya ,ingin memeluk Justin .
Justin pun merentangkan tangannya untuk membalas pelukan Mary. Tapi ternyata Justin salah . Mary hanya memeluk sebelah lengannya.bukan tubuhnya . Justin terkekeh pelan, lalu tangannya yang bebas langsung mengusap rambut Mary dengan lembut .
***
“sekarang, pejamkan matamu” Mary berucap pelan pada Justin seraya mempererat genggamannya pada tangan Justin .
Justin pun mulai memejamkan matanya dengan perlahan . iia juga mempererat genggaman tangannya pada Mary .
Tak berapa lama kemudian, Mary langsung membuka matanya dan menoleh pada Justin “Justin, you can open your eyes now”
“benarkah?” tanya Justin . dengan perlahan , iia pun mulai membuka matanya . Justin mengerjapkan matanya sejenak untuk memperbaiki penglihatannya . “where are we—“ ucapannya langsung terhenti begitu iia melihat pemandangan di sekelilingnya .
hamparan rumput berwarna hijau dengan tumbuhan berwarna-warni yang tumbuh menghiasinya terlihat sangat manis . di tambah lagi beberapa peri yang sedang bermain di area taman .
“oh my god, where are we now?” tanya Justin dengan tatapan kagum “is it heaven?”
Mary terkikik “kita sudah sampai di taman kerajaan langit . sekarang lebih baik kita menemui Mr Josh” Mary menarik Justin yang sedang terkagum-kagum memandangi pemandangan di sekitarnya saat ini .

Tak berapa lama kemudian, Mary dan Justin memasuki ruangan yang sangat luas dan megah . Mary langsung tersenyum begitu melihat seorang pria bertubuh tegap sedang duduk membelakanginya . begitu sudah dekat, Mary langsung berseru “Mr Josh!!”
Pria bertubuh tegap tersebut langsung memutar kursi yang iia duduki. Senyum pun langsung tercetak di bibirnya ketika melihat Mary yang sudah kembali “Mary!! Akhirnya kau pulang juga”
Mary melepas genggamannya pada tangan Justin , lalu menghampiri Mr josh dan memeluk lengan pria tersebut .
Justin tersenyum geli di buatnya . ternyata seperti itu cara peri berpelukan .
Mary lalu melepas pelukannya “Mr Josh, kenalkan . dia—“
“Justin” Mr Josh langsung memotong ucapan Mary. Mr Josh lalu menatap Justin dan berjalan mendekatinya .
Justin tersenyum kikuk “hello, Mr Josh”
Mr Josh tersenyum “jangan memandangku seperti itu. Aku bukan monster yang siap memakanmu kapan saja” Mr Josh terkekeh . iia lalu menoleh pada Mary “jadi..ini pria yang kau bawa dari bumi,Mary?”
Mary mengangguk .
Mr Josh menopang dagunya “sudah ku duga kau akan membawa pria ini”
Alis Justin bertaut . “maksud Mr Josh?” tanya Justin
“iya , aku sudah menduga kalau kau yang akan Mary bawa kesini” ucap Mr Josh . “jadi ,Mary..” Mr Josh menoleh pada Mary “kau benar-benar ingin menjadi manusia sungguhan?”
Mary mengangguk antusias “ofcourse Mr!” serunya .
“okay...jadi,langkah selanjutnya adalah....” Mr Josh menatap Mary dan justin secara bergantian “kau akan langsung menjadi manusia ketika ada seseorang yang menyatakan cinta padamu, lalu langsung menciummu saat itu juga”
Justin dan Mary sama-sama terkejut . Mata Mary terbelalak lebar “Mr Josh, ku kira ....oh my god. Jadi, maksudmu menyuruhku membawa seorang pria kesini...”
Mr Josh terkekeh “tenang Mary. Aku tidak meminta hal itu terjadi saat ini juga . kalian masih memiliki banyak waktu”
Mary menggelengkan kepalanya . iia melirik pada Justin yang juga sedang menatapnya .
Justin mengangkat kedua bahunya .
Mary menghela napas sejenak ,lalu mulai berbicara pada Mr Josh “kalau begitu, kami izin keluar sebentar Mr Josh” pamit Mary pada Mr Josh . Mary pun akhirnya keluar dari ruangan Mr Josh bersama Justin .
“aku tidak tau kalau akan seperti ini jadinya” ucap Mary ketika iia sedang berjalan bersama Justin .
“me too”
Mary menoleh pada Justin “maafkan aku ,ya . kukira, aku hanya perlu membawamu pada Mr Josh. Ternyata—“
“no problem” Justin tersenyum “kau membawaku ke kerajaan langit saja aku sudah sangat senang .”
“iya..tapi...sepertinya aku tidak akan pernah menjadi manusia sungguhan” ucap Mary lesu seraya menundukkan kepalanya dan menghentikan langkahnya .
Justin pun tak ayal ikut menghentikan langkahnya juga . iia menatap Mary yang sedang menunduk ,lalu perlahan kedua tangannya mulai terjulur dan menggenggam kedua bahu Mary . “Mary,listen” ucap justin pada Mary.
Mary mendongak menatap justin.
“believe me. You’ll be a real human soon.”
Mary mengangkat sebelah alisnya “how do you know that I’ll be a real human...soon?”
Justin gelagapan dibuatnya “because.....because...”
“what?” tanya Mary yang mulai tidak sabar .
“because...” Justin menunduk sejenak, lalu kembali mendongak dan menatap Mary tepat di manik mata nya “because, I love you” ucap Justin pelan,hampir berbisik .
“what.....?” tanya Mary yang seakan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya tadi .
“Mary, i know it’s weird but...i love you.” Ucap Justin dengan raut wajah serius “i Do love you. Aku suka senyumanmu, aku suka caramu untuk membuatku tersenyum, aku suka sifatmu yang lugu, aku suka caramu tersenyum padaku,aku suka caramu berbicara, and the most important is...aku suka semua yang ada di dirimu. Aku suka padamu. Aku....aku cinta padamu” Justin berucap dengan nada lembut “ingatkah kau kejadian tiga bulan yang lalu, saat aku mengakhiri hubunganku dengan Selena? Kau yang membuatku bangkit kembali. Kau yang membuatku melupakan rasa sakit hati ku ,hanya dengan cara sederhana yang menggemaskan . pada saat itu lah, aku mulai merasakan sesuatu padamu. Tapi aku masih terlalu dini untuk mengerti apa yang sebenarnya aku rasakan padamu”
Mary terdiam menatap Justin tak percaya . “Justin....”
“Mary, aku benar-benar cinta padamu” ucap Justin lembut . Justin lalu meraih tangan Mary yang tidak menggenggam tongkat . “Mary , would you be mine?”
mulut Jessie ternganga. Matanya membulat sempurna “Justin ,are you sure?”
“i’am freaking sure,Mary”
Mary tersenyum senang , lalu mengangguk samar “aku mau”
Sebuah senyum langsung tercetak di bibir Justin dengan lebar “I love you Mary” bisik Justin .
Mary lalu mendekati Justin dan memeluk lengan Justin .
Justin terkekeh. Iia lalu melepaskan pelukan Mary , dan menggenggam kedua tangan Mary . tongkat Mary iia lempar sembarang . iia lalu melepas genggamannya pada tangan Mary . tangannya langsung beranjak ke pipi Mary . iia menangkupkan kedua pipi Mary ,dan menatap Mary tepat di manik mata nya . perlahan, Justin mulai memiringkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya pada Mary .
Mary yang melihat Justin memiringkan kepalanya,hanya bisa memejamkan matanya .
Justin tersenyum tipis melihat Mary yang mulai memejamkan matanya. Iia pun mulai memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Mary .
hidung mereka pun mulai bersentuhan . sedetik kemudian, bibir mereka pun mulai bersentuhan . Mary dan Justin masih sama-sama memejamkan matanya ketika mereka berciuman . mereka tidak sadar apa yang terjadi di antara mereka ketika mereka sedang menikmati ciuman mereka . sampai akhirnya ketika Mary yang mulai kekurangan oksigen mulai membuka mata dan melepaskan bibirnya dari bibir Justin. iia langsung kebingungan .
“where are we now?” tanya Mary seraya melihat-lihat sekeliling .
harry terkekeh “kita kembali lagi ke taman yang ada di dekat London Bridge”
Mary menunduk untuk melihat penampilannya . dress mewah berwarna biru yang tadinya iia kenakan, sudah berubah menjadi rok di atas lutut berwarna hitam, dan kaus berwarna putih dengan di lapisi blazer jeans. Mary mendongak menatap harry, lalu tersenyum senang “aku sudah menjadi manusia sungguhan !” seru nya .
harry tersenyum lalu mengusap puncak kepala Mary “congratulation babe”
Mary lalu mulai memeluk lengan Justin . sebuah kebiasaan yang belum bisa hilang .  harry terkekeh pelan “kau bukan peri lagi . jadi, bukan seperti ini caranya berpelukan.” Justin melepas pelukan Mary di lengannya . dan sedetik kemudian, iia langsung memeluk tubuh Mary dengan erat “begini caranya manusia berpelukan,manusia baru” ucap harry mengejek .
Mary mengerang kesal lalu melepas pelukan harry dengan paksa “eerrgghh kau menyebalkan !”
“tapi kau suka,kan?” tanya harry jahil .
Mary tersenyum malu . pipinya merona merah . “Harry...”
  Harry terkekeh pelan “ i love you” ucap harry
, lalu mengecup kening leva lembut.

 
                                                  Lagu London Bridge is falling down